Rabu, 21 Februari 2018

SIAPA GARANGAN

SIAPA GARANGAN

Siapa garangan
Duduk bersimpuh mengeja firman
Sabda-sabda leluhur di sulap menjadi mantra alif
Dan alif di sulap menjadi mantra
Hatiku tergelitik
Jiwaku gigil, nadiku menggetar jagat
Dan sukmaku meruang mentafakkuri kalam-kalamnya

Siapa garangan
Alif tegak di jiwanya, di jiwaku tidak
Ah, nalar jiwa kutak jua mampu tuk sekadar mengkaji

Siapa garangan
Diamnya Abu Bakar
Gerakannya Umar
Duduknya Ali
Dan perkataannya Muhammad



Penyair Pattuna Senala



25 April Di Malam ID

Di sore itu, pada bulan april tanggal 28-2012 itulah akadku, alam semista menjadi saksi. Leluhurpun berkontemplasi pada percakapan kita yang telah di baca oleh malam id. Angin dan matahari membuka malam, pertama aku membuka gerbang baru. Pada saat ijab telah sampai di telingaku. Para saksi menyimak keapsahannya. Jam dinding jiwaku mengetarkan jagat dan sukmaku mantafakkuri kalam ilahi menunjukkan kesunyian bersemayam hidup seribu makna, 28 april membuka hijab sampai arsi tuhan bergetar. Kuhampiri dirimu dengan mata yang berbinar mengecup keningmu, sambil ku ucap tuhan jadikanlah cinta ini yang diridhai olehMu. Sang mentari mulai turun menyembunyikan cahaya mengondang malam. Nafas terengah-engah mengeja sore di kehenigan sang ilahi. Kini malam sudah tiba kalimat tuhan berkomandang di ujung penantian. kulalui dengan sang kekasih di atas ranjang kehormatan, bercumbu rayu saling mendekap hangat. Ku bisikkan bahasa cinta diantara dua altar ke abadian, kubaca selaksa bahasa tubuhmu, yang di abadikan di sebingkai jantungku terlukis indah.
            Aku mencoba melukis malam dengan senyuman dan ratapan hangat, tangan menggemgam bayang yang tertinggal di pelupuk mata. Cinta kasih aku minum dari jarak yang menuntun. Aku belai rembulan yang menyilaukan gelap, hati berbisik bertanya pada sunyi. Sering aku singkap tabir malam membuka jendela janji yang diabadikan. Pertama kali kucium keningmu ketika aku selesai akad yang disahkan para saksi. Malam itu adalah malam yang membuka cakrawala baru kutempuh lewat senyuman. Kadang hatiku merasa tercincang oleh kasih tak menentu menyisakan luka sukma. Tapi aku meencoba menilai dari sisilain kebimbangan. Pertanyaan selalu membuka dalam diriku. Hatipun tak sanggup untuk mengurai.
Beberapa lama perjalan cinta yang aku tempuh, langkah telah tertutup debu, kadang cinta tertusuk oleh nafsu. Delematis kini membuat hidup menjadi bayangangan, mengurai jalan yang penuh batu. Pagar pagar tua, meneteskan embun pada pagi. Senyuman manis yang tak pernah aku lihat, hanya sikap luka setiap aku dekap. Kesabaran yang bisa menutup kebimbangan, menyulam rindu di tengah malam.
Hari-haripun aku membuka gerbang dihilir sungai, gemercik air bercerita tentang cinta pada pucuk dedaunan. Air mata menyusul percakapan,  bertanya tentang rindu. Kerikul dan batu menertawakan tetesan air mata meyisakan bayagan hening dipinggir kesetiaan. Kini Mengalir menjadi telaga kehancuran. Cicit-cicit burung beterbangan mengepakkan sayap pada langit, berdendang mesra diujung pohon penantian. Kumbangpun berhinggap dari bunga ke bunga yang lain. Aku menjadi bingung menyaksikan kebebasan apa yang aku lihat. Kadang aku ingin menjadi kumbang yang sering hinggap pada bunga-bunga. Tapi dalam diriku tercipta kesetiaan yang terlukis dengan indah.
Langit bagai takberdetak, bintang-bintangnya meneteskan air matanya. Bulan yang dingan mengajak aku keluar dari lubuk kegelapan. Musim-musim harapan sedang merekah dipucuk-pucuk daun ilalang. Sebentar lagi fajar cepat tiba, membuka jalan hidupku dengan orang yang aku cintai, untuk melangkah derita cinta yang tercecer dari setapak jalan di dasar kebimbangan. Sudah sekian lama aku tanam benih-benih cinta apakah bersemi keindahan atau derita. Sikap yang mensalip jiwa yang tak terjawab. Hidup bagai bayangan kelam yang beralunan dengan kebimbangan yang setiap langkah menerpa. Sempai kapan cinta yang kita abadikan menumbuhkan kesetian, kesabaran terhias indah di pelupuk mata meski derita yang aku dapat. Wahai adiku kau adalah pancaran cahaya kegelapan yang menuntun aku pada jalan ke agungan. Kebersamaanmu membuat aku lebih melangkah lebih jauh membuka cakrawala. Membelah dunia diantara pandangan sinis, Sedangkan jiwa hanya menjadi bayangan yang tak sanggup membaca derita.
Kini waktu sudah berlalu, percakapan kita di baca oleh jam tua. Jaganlah kau menertawakan cinta ataupun menghukum cinta. Aku tau dalam dirimu tersisi sebuah delematis. Tapi aku sadar bahwa kesetian akan tercipta ketika saling melengkapi. Dalam jangka waktu yang pendek tak sanggup memberikan senyuman. Kebersamaan terpisah oleh pencarian waktu diantara penjara-penjara suci. Setiap kali aku melangkah tetap senyummu akan kubawa kemana kaki melangkah. aku sampaikan cintaku lewat do’a pada malam. Para malaikat mencatat syair yang telah aku sampaikan pada catatan ketulasan dan kesetian.
Jarak adalah jalan mencoba mengoji jiwa, untuk merasakan kesendirian ditengah hamparan senyuman yang tercecer di setiap pojok jalan. Pandangan mata menyilauakan rindu yang tak dapat aku pendam. Hanya menunggu liburan dan hari kemenagan. Hari-hari itupun tidak bisa membuat aku menari diatas kebersamaan. Mungkin ini awal dari kebimbangan sebuah cinta. Cinta akan memberikan kepada jiwa dan raga dimana kau memanggilku. Hati ini akan selalu menemanimu disetiap derah nafasmu.
Yang telah kita fikirkan masa depan yang membuat mewarnai dunia, dari lantunan ayat-ayat di mana kita mensucikan diri, adikku kebersamaan raga tetap mengitari rona jiwamu. Para malaikat menulis dipundak kanan dan kiri. Apakah percakapan kita dengan tuhan yang membicarakan cinta telah terlukis indah dilauhul mahfud atau hanya di pena saja. Kita tidak bisa mengabadikan cinta kecuali campur tangan tuhan yang membuat cinta romantisme. Kagelisahan dan kerinduan tercipta dimana aku mengarungi malam dengan sepi, bayang-bayang meyimpan kenangan disaat pintu tertutup oleh malam. malam menunjukkan kesunyian percakapan lirih yang membuat mata tak berdaya, memandang keindahan malam degan sinar samar. 
Adikku inilah biografi atau perjalanan hidup yng kita tempuh pada saat ini. Apakah perjalan yang kita tempuh menumbuhkan cinta yang suci cinta yang putih cinta yang abadi. Telah banyak yang kita sinpan dalam memori kenangan. Yang dibaca oleh orang tua, hingga pagipun mencatat dengan keindahan sinanrnya yang meneragi cinta penuh dengan cahayanya. Kadang pagipun memberikan senyuman indah dengan rasa malu mengintip di pepohanan meyaksikan cinta kita. Sinar kesemangatannya dapat menghancurkan kerinduan yang menari di atas kenagan. Matahari sampai menyibak gelombang membawa arus cinta yang terhampar di samudra kehancuran. Hening malam menertawakan kita, yang hanya berada dalam persemidian, kadang meninggalkan kewajiban yang telah di tentukan oleh sang penguasa, demi menikmati kebersamaan.
Kadang sepi menyayikan tentang syair yang ditorehkan pada kertas putih, bercerita tangtang kita. Menyimpan impian disetiap waktu. Adikku adakah kelopak bunga mekar kalau bukan musimnya, atau cinta kita mekar pada setiap musim tanpa membedakan kelebihannya. Adikku sebenarnya dalam perpisahan bukan kita berpisah tapi berada dalam cinta. Malah cinta itu akan mekar disetiap aku memandang pagi, jangan kau melemahkan hidup tapi siramilah dengan kerinduan yang dapat menumbuhkan kekuatan.
Adikku, cahaya itulah milikmu. Ia adalah lambang sejata kesetian yang menemanimu disaat kau menikmati cahayanya. Cahaya ilahi yang indah terus kita nyayikan meskipun jiwa merasa hampa. Perjumpaan kita dapat menghibur hati, udara menjadi sejuk jatuh dari langit ribuan kunang-kunang senja, Menabur lembut dan kabut biru muda. Adikku aku mencoba berkaca pada harapan, bahwa kehidupan adalah cermin dari kehidupan. Dan jika waktu berjalan tanpa keindahan bulan, tiada bisa menyayikan lagu keindahan. Kini cahaya putih mulai lenyap dalam sekejap seketika matahari masuk ke peristirahatnya di ufuk barat. Bulan sudah selesai berdandan, siap berjalan sebagai putri malam.     
Adikku mari kita lihat mega-mega merah muda berarak-arak di balik bulan, bulan berseri mandi cahaya matahari, bulan dinanti seribu hari, meski terbenam baru sehari. Sungai-sungai berdandan dalam cahaya suram keindahannya. Di padang-padang rumput-rumput gemerlap kehijau hijauan. Semua terheran dengan keindahannya. Berkaca pada air yang masih suram. Malam harum sekuntum bunga setaman, bulan-bulannya datang. Angrek bulan merambat pelan, seakan bertanya: hay bulan kenapa kau lama terbenam. Kini harum menghambar-hambar dari bunga wilasa dan gandasuli, burung-burung malam mulai terbang, hinggap di pohon-pohon angsana.
Sehari rasannya seribu hari, jika waktu berjalan tanpa keindahanmu sayang, demikian nyayi kegembiraan yang aku lantunkan setiap waktu, meski dunia tidak dapat menerima dan burung menertawakan dengan lagu ini, kini suaraku tidak seperti nabi daud yng dapat menghentikan gemercik air. Tapi lagu ini aku persembahkan maskipun lagu sumbang.  Dan jiwaku malu pada keindahan kekeluhan tersulap menjadi mantra bayangan. Ku pandang dari jarak yang terbentang oleh waktu siang dan malam aku buka dari jarum-jarum jam jiwaku, yang menunjukkan kerinduan. Kini malam menyayikan sepi pada bulan yang tak sanggup menampakkan diri hanya awan yang menemani kesepian tanpa cahaya. Apakah diriku bisa menyaiksikan tanpa cahayamu. Cahayamu adalan sandaran bianglala menjadikan hidup bahagia.
Sepi berjalan menyulamkan bayang-bayang.  Mengitari rona semista, yang meninggalkan jejak-jejak kerinduan. Kini ditengah kegelapan aku hanya bisa menyampaikan syair rindu pada malam dengan bahasa batin dan butiran rindu.

Tak terlepas tangan-tangan rindu
Membelai rembulan di malam sunyi
Meyingkap tabir malam membuka tirai rindu
Aku melukis malam kebersamaan
Diantara ciuman dan dekapan hangat
Rindu
Kian hari mencabik-cabik sukma
Membuat aku terhampar di tengah malam sembilu
Kutimang dirimu dalam anganku
Ku cium keningmu dalam mimpiku

Adikku
Inilah kerinduanku
Inilah tanda kesetianku
Malam ini adalah saksi bisu
Membuat aku tak berdaya bergelimang  dalam rindu



Adikku syair ini tidak akan bisa membuat kamu menari ataupun bahagia, tapi renungilah makna yang terkandung didalamnya meskipun kamu keluh untuk menafsirnya. Hanya hari-hariku diisi  dengan kata yang dapat mengantikan kerinduan, adikku kerinduanku terbentang oleh samudra, apakah angin sanggup menyampaikan lagu rindu. Meskipun lagu ini memancar air mata kesetiaan, di waktu malam aku menumakan hijab baru yang mengondang keindahan, para malaikat menjadi saksi, memerikan sebingkai harapan dan keadilan dan iblispun mencatat kebersamaan, mengetari rona kebersamaan mencari dendam dan kehampaan.


By: Fathor Rasyid

PENYAIR KASASR ROMBEN GUNA
 

Selasa, 20 Februari 2018

MENASBIH CINTA
Di ujung senja bermain khayal berlamunan jiwa tak berkuasa menginterpretsi sebingkai cinta, cinta adalah anugrah terbesar dari Allah,kini aku bertanya satu persatu  pada semista tentang cinta.
Metahari menjawab: cinta adalah hidup untuk memberi energy kehidupan dan cahaya harapan. Ia takkan lelah memberi energy kesemagatan sampai dia berjalan mengalun waktu sampai di ujung ufuk barat, dia akan memberi harapan dan langkah hidup kebahagian senyuman indah di jantung pagi.
Langit menjawab: cinta luasan tanpa batas luasnya tiada insane yang tau, kecuali cinta itu bahagia atau derita kelam yang kelabu, kita akan menumukan cinta ketika kita sering menasbih cinta, diantara dua deminsi kehidupan. Pandanglah cinta seluas dunia ambillah cinta dari duniamu, karena cinta adalah diri kita yang mengajar reality.
Bumi menjawab: cinta adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu, ea memang diinjak dan di hinakan, cinta hanya memberi selaksa harapan untuk menuju kebahagiaan bagi siapapun yang menumbuhkan cinta yang bersemi akan  memetik diwaktu dia  bisa merasakan manis dan pahitnya cinta.
CINTA
Dapatkah hati mentafsir mimpi, yang setiap malam mengerogoti  hati, dari waktu kewaktu hanya Berlari-lari mengejar memori, Mengikat kasih jalinan suci, diantara tangan-tangan durja yang abadi Membakar jiwa yang penuh arti.
CINTA
Mimpi hanya mainan malam berlalu pergi,  menyisakan pedih yang abadi, Tatkala fajar menghulur reality kurangkai kata demi kata Menghurai makna di kamar hati, Menemani diri menangisi sepi di relung jiwa yang tak berarti
CINTA
Ikatan cinta yang sekian lama kita bina di abadikan diantara dua altar ke abadian, Kian pudar di mamah oleh sejarah kehidupan, Dingin kasihmu jelas nyata, menyiksa batin dengan angas, membuat hati menderita  dan buta,  Diriku sandaran dikala duka, Lantaran dirimu bermain kata menari diatas luka.
Menjemput diriku Merangkak ke dunia nyata, Mengenal istilah sebuah cinta
CINTA
Suara hati memaksa diriku menghantam menerjang  bagai ombak menakrak karang,  Merantai jiwa yang penuh sangsi, terpenjara di hati, Membangun sepi di tembok hati mengenang dan berkhayal selaksa mempi, Mendekap  rindu mengalun   Mengungkap setia di jendela janji, Sebuah kepastian harus di pertahankan diukir di jendela hati dan sanubari.
 Sebagai mana yang di ungkapkan oleh ibnu arabi yaitu tentang mahabba ( cinta), cinta merupakan pengalaman kosmis yang melandasi eksistensi semesta. Alam tidak akan mewujudkan tanpa cinta  dan demikian pula alam akan berakhir bila cinta telah sirna.
 jadi manusia harus banyak mengenal tuhan dan mencintai tuhan dengan cara sujud dan menasbih cinta diantara kehennigan malam. Menurut ibnu arabi bahwa alam ini mewujud di sebabkan “ cinta ilahi untuk di kenal”, dimanapun kita bersemayam.
IBNU Hazm mengatakan bahwa  cinta adalah gelora hati yang bersemyam dalam jiwa seseorang, bila terhalang oleh jarak dan waktu atau terpendam tanpa terungkap, jadi cinta itu gelora yang setiap waktu menasbih  berlari mengejar tanpa henti, karena setiap orang berhak memiliki, cinta ia selalu ingin berjalan seperti percikan air, pulus, indah dan romantis. Boleh cinta kita jarak jauh, tapi jauh bukan alasan untuk kita melupakan cinta, meski kita CJJ aka ada perhatian yang penuh arti dan memberi motifasi di saat kita gunda, dan kasih sayang selalu ada dan mengotari rona jiwa.
Cinta yang tertusuk ilalang hanya air mata suci yang menemani kesendirian dan kesepianku. beberapa lama aku mengenal cinta yang setiap hari kadang menyiksa batinku. kadang ku belajar dari kesedihan yang aku jalani. Sebenarnya cinta tidak sepenuhnya dimiliki oleh setiap insane, kenpa..? karena tuhan akan cemburu. Cinta akan kita dambakan kepada sang pencipta bukan kepada wanita, boleh saja cinta di berikan kepada orang lain tapi jagan melebihi kecintaan kita pada sang pencipta.
Cinta and jodoh rahasia tuhan, meski kita menjalin hubungan yang sudah lama, setia sampai di ujung senja kalau bukan milik kita tidak akan bersama untuk selamanya. Tulang rusuk kita tidak akan tertukar dengan siapapun meski terhalang oleh samudra, pasti kita akan tetap bersatu yakinlah tuhan yang akan mengatur kehidupan dan kepada dialah kita meminta, agar di beri jalan yang terbaik untuk menuju hidup yang harmunis.
Wahay sahabat jangan sampai dirimu terkontaminasi oleh cinta, diri kita yang megatur cinta bukan cinta yang merajai kita. Boleh kita memilih cinta karena cinta ada dua, yang perta cinta imani dan yang kedua cinta syahwati. Artiya kita sebagai umat islam yang tulen harus bisa membedakan hakikat cinta. Cinta imani ialah cinta yang berdasarkan rel islam, tidak boleh melanggar aturan yang di tentukan dalam al-qur’an. Boleh kita mencinta wanita harus bisa menjaga nama baik dan selalu ada untuk hidupnya, tapi tidak boleh ada yang di tempat sepi, ataupun saling bercumbu rayu. Yang kedua cinta sahwati  cinta yang dilarang oleh agama tapi pada masa modern ini di jadikan hal yang biasa malah di jadikan kewajiban bagi kaum remaja bahwa kalau bercinta saling membagi rasa dan saling ciuman astaufirlah, sudah jelas apa yang sabdakan oleh sang revisioner kita pada suatu zaman  kaum muslim seperti serka yang diterpa oleh ombak latun.

Wahay sahabt yng beriman mari kita rubah dunia ini yang penuh pantasi oleh orang yang ingin menbghancurkan. Tanpa kita sadari perjalanan hidup kita ini penuh dengan penjajahan, yang sulit untuk di berantas oleh diri kita. Satu hal yang harus kita pertahankan yaitu keimanan kita. Karena inilah modal utama dalam hidup kita.


SALAM PERDAMAIAN 

By: Fathor Rasyid, S. Pd

SENI DAN BUDAYA ROMBEN GUNA

SAJAK REMBULAN DIRANTING BAMBU


kulihat cerita yang masih tak berujung
membawa derita yang menusuk sunyi
angin yang tanpa perdamaian membawa duri dikaki malam

rembulan diranting bambu
menyimpan sejarah yang dusta ataukah sejarah perdamaian
duri yang dulu runcing kini gak mampu lagi membelah malam
atau ku asah dari kegelapan ini dari sinar bintang kekeramatan
bulan masih manutup kesedihan
diantara jejak-jejak sebatang bambu

Rembulan diranting bambu
membawa percumbuan diantara angin pengembara
riak daun bambu membawa tembang dan puisi
aku tafsir dari teori kesepian dan sejarah perjuangan



By: FATHOR RASYID, S. Pd

Roben Guna Dungkek
Penyair Kasasr

Senin, 19 Februari 2018

Biografi Fathor Rasyid, S. Pd.

BIOGRAFI:
Nama lengkap             : FATHOR RASYID
Nama panggilan          : O2NK_@l-fany
TETALA                     : SUMENEP,28-06-1992
Alamat                        : Desa Romben Guna Dungkek
SEKOLA                    : SDN II ROMBEN GUNA
                                    : SMP NEGERI 1 DUNGKEK
                                    : MA.AL- ISHLAH
KAMPUS                   : UNIVERSITAS MADURA ( UNIRA) Pamekasan
Contac person             : 085 231 324 750
pernah tinggal di pamekasan, Persatuan santri soklancar Al-mawardi ( PS2 ). Larangan tokol pamekasan.sekarang kembali ketanah kelahiran Desa Romben Guna Dungkek.
Biografi Pengarang
Fathor Rasyid atau di panggil o2nk-@l-fany, lahir di desa R.guna dungkek, sumenep. Sekolah dasar SDN II dungkek, SMPN I Dungkek sumenep, MA-ALISHLAH lenteng barat sumenep. Aktifitas sehari-hari adalah sebagi Guru dan pernah menjadi aktifis kampus sekaligus jadi penulis kasasar, pertamakali mengikuti lomba mengarang puisi mendapatkan juara II yang Berjudul Menari Diatas Alam Baka, sedangkan waktu MA menjadi ketua umum VIESCA yang dapat mendokomentasikan hasil karya para siswa dan siswi di AL-ISHLAH dan melanjutkan kebidang studinya di perguruan tinggi UNIVERSITAS MADURA ( UNIRA) pamekasan. aktif di organisasi IPNU dan FORMAS, ketua MPM FKIP UNIVERSITAS MADURA dan Menjadi wakil ketua GSM-Pamekasan yang menjabat sebagai sekjen di FORUM MAHASISWA INTELEKTUAL ( FORMASI) pernah mendapatkan juara lomba debater antar mahasiswa di UNIRA yang berjudul Sastra Dapat Merubah Menset Seseorang juara II. Menjadi Mahasiwa yang akademisi. Karyanya pernah terbit di bulettin harapan bangsa pamekasan.
Aku ingin membagi segala hal, terutama ide. Yang akan dibicarakan tentang cinta, budaya, agama, birahi, cinta dan kesengsaraan.

By: Fathor Rasyid

Romben Guna 18 Februari 2018

SENGSARA DI PINTU SENYUM

SENGSARA DI PINTU SENYUM
Cerpen: fathor rasyid
SANG AYAH DAN BUNDA
Waktu tidak pernah berpihak pada jalannya pagi, teransaksi kehidupan tertinggal pada pucuk kenangan. Dimana kehidupan yang menyisakan luka tujuh liang. Disore itu senyum keluarnga bagitu indah  tanpa beban.  Ahmad adalah orang yang bagitu baik dan penyantun berahlak  mulia,  penyabar dan bertanggung jawab. Kehidupan Ahmad bagitu indah melewati disela-sela tembusan cahaya dengan bingkisan senyum.
Dari berapa lama yang sudah di tempuh dalam keluarga, tiada lain kecuali kegembiraan dan kebahagian yang diterima seakan dunia miliknya. Dibalik semua itu ternyata ada cobaan yang bagitu besar yang dihadapi dalam keluarganya, yaitu martua laki-lakinya meninggal dunia. ratapan hangat dan gucuran air mata mulai terjadi di balik keindahan. Keluarga Ahmad termasuk orang yang berpendikan,  mereka merelakan atas kehendak ilahi yang memisahkannya.  Ahmad berkata “ jagan terlalu membuat diri kita menyesal atas kehilangan bapak yang penting  beliau mendapatkan tempat yang nyaman dan tentram di alam sana penuh dengan nikmat”. Kini waktu mulai melaju dengan cepat Ahmad sekarang menjadi orang utama dalam keluarga yang harus membiayai adik-adiknya yang masih kecil dan ada yang sudah MA mondok di salah satu pesantren. Ahmad menjadi bingung menghadapi tanggung jawab yang bagitu besar tapi apa boleh buat ini semua kehendak yang kuasa dalam diri ahmad.
Keringat kesabaran mulai mulai membasahi tubuhnya, sinar  terang menyapa. Tiada lain yang harus dia lakukan hanya bekerja keras agar bisa menafkahi keluarganya dan membiayai pendidikan adik-adiknya. Siang mulai buram megahimpun senyum,  Pada saat itu pintu terbuka dan aisyah datang memeluknya sambil berbicara “ maz aku mencintaimu”. Dan Ahmad jaga menjawab aku juga dik. Aisyah mengungkapkan isi perasaannya yang bagitu terpukul oleh kehilangan bapaknya. Dan aisyah berkata “ maz  jangan pernah dirumu melentarkan adik-adikku, dia tidak punyak siapa-siapa lagi dan dia punyak ibu yang sudah lemah, dan penyakitnya yang sering kambuh “, maz aku mohon. Keluhan dan  gucuran air mata membanjiri matanya yang murkak.
Keluh kesah  dihadapi dalam keluarga, kelemahan dan kekuranngan yang setiap hari ditemui. Apalah daya sudah takdir berbicara, kini kenangan yang menyimpan kedukaan. pagi itu matahari memberikan senyum tampa bimbang. derai angin menyentuh daun dengan lembut bagitu jga dengan ahmad, Yang menyikapi kehidupan dengan kebijaksanaan. Arti dari hidup adalah pencarian kebahagian, teryata dalam keluarga meyimpulkan kesengsaraan yang selama ini dia hadapi. Pada saat itu pintu terbuka. krak... mbak nina mamanggil... Aku minta uang untuk sekolah, tanpa aisyah banyak berfikir dia memberikan uang yang dia punya, yang hanya cukup untuk biaya dapur. Nina beranjak dan memanggil salam, menuju pintu keluar yang telah di tunggu  teman-temannya. Nina salah satu siswi yang berprestasi diantra teman-temanya, benyak  menyenangi baik dari guru dan temanya.
Aisyah mulai sibuk didapur untuk minyiapkan makanan untuk suaminya, Bahan makanan yang di berikan hanya sayur dan tahu tempe. Keluarga yang biasa memakan makanan yang nyaman kini menjadi sederhana. Bagitulah bahwa kehidupan seperti roda yang berputar. Ahmad sadar bahwa kehidupan penuh dengan cobaan, tantangan,rintangan dan hambata.  tidak asing lagi bagi Ahmad yang dihadapinya, karena Ahmad pernah menjadi santri  kekurangan sudah biasa dia hadipi.
Bagaimanapun juga Ahmad adalah tonggak dalam keluarga, tidak boleh tidak dia harus banyak memberikan yang terbaik kepada istri dan adik-adiknya. Aisyah menjadi senang  mengganggap suaminya memberikan yang terbaik, baik dari kasih sayang dan juga dukungannya.
Matahari sudah remang-remang Ahmad mencoba menelusuri waktu menuju mushollah, kurang tau apa yang dia buat, dia hanya bersama  rentetan tasbih yang dianggap bisa menjawabnya. Malam sudah tiba Ahmad berkomtemplasi bersama serpihan cahaya bulan yang melewati di jendela. Ayat-ayat suci di tartilkan, Membaca kenangan yang berlalu. malam seakan menjadi siang, Ahmad tidak misa memejamkan mata bagitu saja  bagaimanapun tembok-tembok tua menjadi saksi apalagi istrinya yang sangat dia cintainya. Kebimbangan dan kekuatiran merajai kemisnannya, entah apa yang harus di perbuat.  dia hanya pasrah saja kepada tuhan yang telah menciptakannya ( tawakkalkaltu Alallah).
Suatu saat Ahmad dan Istrinya mengunjungi adiknya yang lagi mondok disalah satu pesantren,  keluarlah cindy membawa sebingkai senyum kepada saudaranya. Senyuman indah, senyuman manis dan rasa yang begitu gembira. Cindy mengucapkan terimah kasih atas kunjungan, dukungan dan do’anya. Pada saat itu cindy bercerita tentang kegiatan dipondoknya dan berbagai lomba. Dari berbagai lomba teryata cindy mendapatkan juara I lomba mmbaca kitab. Dan setiap tahunnya menjadi siswi tauladan.
Sungguh gumbira aisyah dan suaminya mempunyai adik yang berprestasi. Tiada kata yang bisa disampaikan kepada adiknya hanya. Ahmad memberikan saran “ cindy kamu berbayaklah belajar dan berdo’a agar dirimu menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua baik bagi nusa dan bangsa”. Cindy hanya mengagokkan kepala, tetapi cindy timbul pertanyaan besar yang ada dalam dirinya. Entah apa yang di hadapi oleh saudaranya, tetapi cindy hanya melih diam disaat melihat raut muka saudaranya yang bagitu pucat.
Waktu sudah menunjukkan sunyi mataharipun mau meninggalkan cahayanya. Aisyah dan suaminya bergagas pulang menuju rumahnya dan membawa piala yang diaraih untuk di beritahukan kepada ibunya. Ketika sampai dirumah aisyah dan suaminya memanggil salam di pintu rumah ternyata sunyi yang menjawab. Entah kemana adik dan ibunya, Aisyah dan suaminya sihingga cepat bergagas menuju kamar ibunya. Teryata penyakit ibunya komat lagi sehingga dia tidak bisa banyak berbuat apa-apa. Ibunya masih sempat bertanya meskipun penyakit menggerogotinya, dengan kata yang lembut.  Aisyah bagaimana kabar adikmu:  Aisyah menjawab alhamdulillah cindy baik ibu dengan nada yang  agak saruh. Pada saat itu juga aisyah memberi tau kepada ibunya bahwa cindy mendapatkan juara lombah baca kitab. Sambil memberi tahu piala yang di pegangnya. Ibunya sangat bahagia ketika mendengar cerita dari aisyah, dia sangat bersyukur dan mengeluarkan air mata haru dan air mata bahagia. Ibunya sambil berkata ini semua kehendak ilahi, sukururilah apa yang diraih oleh adikmu aisyah. Dan jagan lupa adikmu yang satunya jangan sampai kamu bedakan “ pesan ibu”.
Kegembiraan dan kebahagian bersemi derita,  ketika cindy sudah kelas tiga semister akhir di MA salah satu pondok pesantren, cindy mempunyai cita-cita untuk meraih impiannya yang sekian lama dipahat dalam jantung semista. Untuk mengasah intelektualitas yang tinggi dan merubah nasib dari orang tuanya. Ketika cindy sudah lulus ternyata tidak bisa  melanjutkan untuk keperguruaan tinggi karena kemiskinananya. Entah apa yang dia lakukan hanya memuhon dan meminta kepada Allah agar di berikan jalan yang  penuh dengan cahaya ilahi, tuhanlah yang maha tau.  ketika cindy keluar dari pondok hanya pengangguran, hanya bisa membantu orang tuanya yang sudah lemah dan penyakitnya sering kambuh.
Kini kehidupan dalam keluarga mulai  damai atas kesembuhannya. Ahmad mulai menyendiri berfikir tentang atas derita yang menimpa, tiada kata dan  senyum yang kini tertunda. Aisyah yang bagitu setia kepada suaminya, menemani dimana Ahmad berada tetapi tak berani bertanya atas kesendiriannya,  aisyah  melihat muka suaminya yang agak cemberut. Dan Adik aisyah bagitu menyayagi ibunya meskipun hanya memberikan senyuman dan sepiring nasi.  Setiap pagi cindy menyuapkan nasi kepada ibunya, sambil berbincang bincang. Dan ibunya berkata :
nak maafkan ibu, yang tidak bisa membiayai kamu untuk melanjutkan kuliah. Sebenarnya ibu ingin kamu seperti teman-teman kamu, tapi apalah daya ketika takdir berbicara kepada kita nak, suara tersendu-sendu.
 Cindy menjawab, ibu... telah cukup bagi cindy menduduki di bangku MA apa lagi dimondokkan,  itu sudah cukup  bagi cindy, asalkan ibu sembuh cindy sangat bersyukur nada yang agak saruh. “ Air mata mulai menemani cindy “.
Anakku  : apakah kamu tidak merasa tertekan dengan keadaan ibu yang seperti ini, dan bapakmu yang telah meninggalkan kita anakku, yang tidak bisa membahagiakan kamu nak...?
 Ibu... cindy sangat bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kerunia kepada keluarga kita, mungkin ini semua cobaan Allah yang di berikan kepada kita, sampai dimana kesabaran  menghadapi cobaan ini ibu....?  Gucuran air mata mulai mengalir tanpa terasa. cindy sambil memeluknya dan mencium keningnya, tanpa disadari aisyah datang dari pintu yang terbuka, menghampiri cindy dan ibunya. Aisyah...?  anakku, pesan ibu “ jagalah dan berikan yang terbaik kepada adik-adikmu karena ibu sudah tidak bisa memberikan yang terbaik kepada adikmu untuk meraih cita-citanya”.
            Kini suasana semakin sunyi derai air  rmata mengalir tanpa disadari oleh ibunya, cindy menghapus air mata ibunya dan sambil berkata “ ibu...., jangan ibu menagis semua masalah   tidak akan terhapus oleh air mata”.  ibunya menjawab: anakku.....?, semuga air mata yang mengalir tanpa disadari semuga menjelma do’a yang kemudian hari  menciptakan keindahan.
Aisyah sambil memegang tangan ibunya, dan berkata: ibu.... kehidupan tidak akan menyimpang dari cobaan,  mari kita berbanyak berdo’a dan berzdikir kepada Allah agar Allah memberikan jalan keluar atas derita ini ibu.... Aisyah,cindy dan ibunya  berpelukan karena sudah tidak kuat lagi,  kini hanya air mata duka mengalir dan kalimat suci. 


Salam pergerakan dan perubahan seni dan budaya madura
            Warnailah duniamu dengan tetesan pena dari tinta-tinta kebenaran yang bisa mengajari seribu umat lewat kata.

Pamekasan, 18-02-2018


By: FATHORRASYID

PERENONGAN JIWA

Perenongan jiwa
Dikehinngan malam kepandang cakrawala yang melukiskan kisah cinta dan derita di pelupuk mata. Hati mencoba mengarungi malam. jiwa terbawa oleh arus kebimbangan, membaca alam yang menyimpan selaksa keindahan.  Hati kadang tak sanggup menafsir mimpi. Bayangan  Menyimpan kenangan gaib atau seperti buku yang membuka pengetahuan.
Adikku ketika aku tak mampu lagi merahasiakan cinta dan penderitaan, ketika mata ini dibanjiri oleh derai air mata.  Dan ketika detak jantung seolah meledak oleh beratnya beban yang terpendam.  Kadang detak jantung melukiskan rindu.  Adikku perjalanan hidup kita tidak akan menemukan petunjuk, selain jalan yang berliku  tangis dan ratapan.
Adikku tercinta, dengarkanlah kisah sedihku ini dan menagislah untuk diri yang malang ini yang terkontaminasi oleh kehidupan dan kekayaan. Sesungguhnya tangisku akan menjadi do’a bagimu dan air mata iba ini lebih utama bagiku kerena lahir dari perasaan dan Perenungan jiwa yang suci.
Kini Perasaanku sering menasehatiku, mengajari aku dan menuntun aku, untuk mencintai dan untuk menciptakan kedamaian.meskipun jiwa merintih, aku tau kau tidak menerima kedatanganku ataupun mencerca hudupku. Jiwaku menunjukkan padaku cinta yang ada dalam perasaanku bagaikan seutas benang tipis. Namun sekarang cinta seperti lingkaran cahaya yang menebarkan kehangatan pada pagi ataupun menjadi rembulan memberikan cahaya pada malam. Cintaku tanpa awal dan tanpa akhirpun, meski angin mengondang badai menerpanya. Aku ingin berdiri tengak seperti rumput yang meyendiri di atas gunung yang dilingkari oleh kerikil dan bebatuan. Yang sering bercerita tengtang kehidupan.
Down Ribbon: Fathear_Arezha@Mail.ComBerbagai pandangan aku menafsir untuk mengetahui kecantikan yang tersembunyi dibalik kulit yang lembut. Dan warna aroma tubuhmu ditaman mengondang pagi tersenyum berbagai kumbang menari dan menyanyi. kadang wajahmu tersembunyi di jantung pagi yang tertutup oleh awan. angin tak sanggup membelahnya, perasaan duka dan gunda menyingkap penuh derita.

Kini malampun tiba, secarik wajahmu masih tertinggal di ufuk barat. Terhias warna emas di ujung dunia, matahari tak sanggup menutup wajah tak ingin meninggalkan keelokan senyummu. Burung-burung mulai kembali pada sarangnya, sambil membawa cerita tentang kelembutan dan ke solehan. Pondok mulai ramai, dengan lantunan solawat kenabian, mengisahkan keharmonisan seperti sitti khurairah dan sittizhulaiha kepada. Jiwaku merintih mewariskan rindu pada malam yang terselimuti gelap, bola lampu tak sanggup menumbus melam hanya sinar samar yang membuat aku gak bisa membayangkan kelembutan sehelai tubuhmu.

By: FATHOR RASYID

Penyair Kasar